Serikat Petani Indonesia Jombang: Membangun kekuatan petani melalui advokasi, pelatihan, dan pengembangan pertanian berkelanjutan. Bergabunglah untuk mendukung kesejahteraan petani lokal di Jombang!
Ancaman Nyata Bagi Petani: Cuaca Tak Menentu, Sektor Pertanian Tingkatkan Kewaspadaan Ekstra
Ancaman Nyata Bagi Petani: Cuaca Tak Menentu, Sektor Pertanian Tingkatkan Kewaspadaan Ekstra

Ancaman Nyata Bagi Petani: Cuaca Tak Menentu, Sektor Pertanian Tingkatkan Kewaspadaan Ekstra

Kondisi cuaca ekstrem dan tidak menentu menjadi tantangan serius bagi berbagai sektor, dan sektor pertanian merupakan salah satu yang paling rentan terdampak. Perubahan iklim global semakin memperburuk situasi ini, dengan pola curah hujan yang sulit diprediksi, musim kemarau yang lebih panjang dan kering, serta potensi terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir dan kekeringan yang mengancam keberlangsungan sektor pertanian. Oleh karena itu, kewaspadaan ekstra menjadi kunci bagi para petani dan pemangku kepentingan di sektor pertanian untuk meminimalisir kerugian dan menjaga ketahanan pangan.

Ketidakpastian cuaca secara langsung mempengaruhi siklus tanam dan panen. Curah hujan yang tinggi di luar musim tanam dapat menyebabkan gagal panen akibat banjir atau serangan hama dan penyakit yang berkembang biak di lingkungan lembap. Sebaliknya, musim kemarau yang berkepanjangan dapat menyebabkan kekeringan, kekurangan air irigasi, dan gagal panen akibat tanaman layu dan mati. Kondisi ini tentu saja merugikan petani secara ekonomi dan mengancam ketersediaan pasokan pangan secara nasional.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui siaran pers pada Sabtu, 12 April 2025, memperingatkan akan adanya potensi cuaca ekstrem di berbagai wilayah Indonesia dalam beberapa bulan ke depan. Kepala BMKG, Prof. Dwikorita Karnawati, mengimbau kepada seluruh pihak terkait, termasuk sektor pertanian, untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan. Informasi detail mengenai prakiraan cuaca per wilayah secara berkala dapat diakses melalui website dan aplikasi resmi BMKG.

Menyikapi ancaman cuaca tak menentu ini, Kementerian Pertanian (Kementan) Republik Indonesia telah mengeluarkan berbagai himbauan dan program adaptasi bagi sektor pertanian. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain adalah penerapan sistem pertanian cerdas iklim (climate-smart agriculture), penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap perubahan iklim dan serangan hama penyakit, pengelolaan air irigasi yang efisien, serta asuransi pertanian untuk melindungi petani dari kerugian akibat gagal panen.

Di tingkat petani, kewaspadaan dapat diwujudkan melalui pemantauan kondisi cuaca secara aktif, penyesuaian pola tanam dengan prakiraan cuaca, pengelolaan lahan yang baik untuk meningkatkan daya serap air, serta penggunaan teknologi pertanian yang tepat. Kelompok-kelompok tani juga diharapkan dapat memperkuat kerjasama dan berbagi informasi mengenai kondisi cuaca dan strategi adaptasi yang efektif.

Pemerintah daerah, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di masing-masing provinsi dan kabupaten/kota, juga memiliki peran penting dalam memberikan pendampingan, pelatihan, dan bantuan kepada petani dalam menghadapi tantangan cuaca tak menentu ini. Sosialisasi informasi mengenai prakiraan cuaca, teknologi pertanian adaptif, dan program-program bantuan pemerintah perlu terus ditingkatkan agar dapat diakses oleh seluruh petani di sektor pertanian. Dengan sinergi dan kewaspadaan dari semua pihak, diharapkan sektor pertanian Indonesia dapat lebih tangguh dalam menghadapi dampak perubahan iklim dan menjaga ketahanan pangan nasional.