Jakarta – Seringkali dipandang sebelah mata, lahan gambut menyimpan potensi luar biasa, terutama dalam kemampuannya menyerap dan menyimpan air. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa lahan gambut memiliki kapasitas retensi air yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan jenis tanah mineral lainnya. Keunggulan ini menjadikannya ekosistem yang sangat penting dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir.
Struktur unik lahan yang kaya akan materi organik yang belum terdekomposisi sempurna membentuk pori-pori mikro dan makro yang sangat efektif dalam menahan air. Ibarat spons raksasa, lahan mampu menyimpan air hujan dalam jumlah besar dan melepaskannya secara perlahan, sehingga membantu menjaga aliran sungai dan air tanah tetap stabil, terutama di musim kemarau.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Gambut Tropis Universitas Tanjungpura pada tahun 2023, satu hektar lahan gambut dengan kedalaman tiga meter mampu menyimpan hingga 6000 meter kubik air. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuan penyimpanan air pada jenis tanah lain dengan luasan yang sama. Kemampuan alami ini menjadikan lahan sebagai benteng alami dalam pengendalian banjir dan kekeringan.
Namun, fungsi hidrologis penting lahan ini seringkali terancam oleh aktivitas alih fungsi lahan menjadi perkebunan atau pertanian. Drainase berlebihan yang dilakukan untuk keperluan tersebut justru menghilangkan kemampuan lahan dalam menyimpan air dan meningkatkan risiko kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Oleh karena itu, upaya pelestarian dan restorasi lahan gambut menjadi sangat krusial. Pemerintah dan berbagai pihak terkait terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya ekosistem ini dan mendorong praktik pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Dengan menjaga kelestarian lahan, kita turut menjaga ketersediaan sumber air bersih dan memitigasi dampak perubahan iklim.
Selain fungsi hidrologis, lahan juga memiliki peran penting dalam menyimpan karbon. Kandungan karbon organik yang tinggi di dalamnya menjadikannya penyimpan karbon alami yang sangat efektif. Kerusakan lahan akan melepaskan emisi karbon dalam jumlah besar ke atmosfer, mempercepat pemanasan global. Dengan demikian, menjaga lahan gambut berarti juga berkontribusi pada upaya global dalam memerangi perubahan iklim.