Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu komoditas pangan terpenting di dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai anggota famili Gramineae atau Poaceae (suku padi-padian), tanaman jagung dikenal luas sebagai sumber karbohidrat utama bagi jutaan penduduk. Keberadaannya tidak hanya vital dalam memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga memiliki peran signifikan dalam perekonomian dan industri. Di berbagai daerah, seperti yang dilaporkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Makmur pada tanggal 17 April 2024, panen raya tanaman jagung menunjukkan hasil yang menggembirakan, membuktikan potensi besar komoditas ini.
Secara morfologi, jagung memiliki ciri khas batang tegak yang terdiri dari beberapa ruas dan buku, dengan daun berbentuk pita yang memanjang. Bunga jantan terletak di bagian puncak tanaman (malai), sementara bunga betina tersusun dalam tongkol yang tumbuh dari ketiak daun. Proses penyerbukan terjadi ketika serbuk sari dari bunga jantan terbawa angin atau serangga menuju kepala putik bunga betina. Setelah pembuahan, bakal biji berkembang menjadi butiran jagung yang tersusun rapat dalam tongkol.
Kandungan utama dalam biji tanaman jagung adalah karbohidrat, terutama dalam bentuk pati. Selain itu, jagung juga mengandung protein, lemak, serat, serta berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin E, kalium, dan fosfor. Komposisi nutrisi ini menjadikan jagung sebagai sumber energi yang baik dan berkontribusi pada pemenuhan gizi masyarakat. Berdasarkan data dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros pada tahun 2023, varietas jagung unggul tertentu bahkan memiliki kandungan protein yang lebih tinggi.
Pemanfaatan tanaman jagung sangat beragam. Selain dikonsumsi langsung sebagai makanan pokok atau camilan (seperti jagung rebus, bakar, atau popcorn), jagung juga diolah menjadi berbagai produk makanan dan minuman, seperti tepung maizena, minyak jagung, sirup jagung, dan bahan baku industri makanan ternak. Di sektor industri, jagung juga dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan etanol dan produk kimia lainnya. Menurut catatan dari Kementerian Perindustrian pada tanggal 5 Mei 2025, permintaan industri terhadap jagung terus meningkat seiring dengan perkembangan sektor pengolahan.
Pengembangan tanaman jagung terus dilakukan melalui berbagai program penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan varietas unggul yang lebih produktif, tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki kandungan nutrisi yang lebih baik. Upaya ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga penelitian, perguruan tinggi, dan petani. Dengan potensi yang besar dan pemanfaatan yang luas, tanaman jagung akan terus menjadi komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi di masa depan.