Serikat Petani Indonesia Jombang: Membangun kekuatan petani melalui advokasi, pelatihan, dan pengembangan pertanian berkelanjutan. Bergabunglah untuk mendukung kesejahteraan petani lokal di Jombang!
Optimalkan Pertumbuhan: Monitoring Suhu dan Kelembapan Hidroponik
Optimalkan Pertumbuhan: Monitoring Suhu dan Kelembapan Hidroponik

Optimalkan Pertumbuhan: Monitoring Suhu dan Kelembapan Hidroponik

Dalam sistem hidroponik, faktor lingkungan memegang peran yang sama pentingnya dengan nutrisi. Untuk optimalkan pertumbuhan tanaman Anda, pemantauan dan pengendalian suhu serta kelembapan menjadi sangat krusial. Kondisi lingkungan yang tidak stabil atau ekstrem dapat menghambat penyerapan nutrisi, memicu stres pada tanaman, dan bahkan menyebabkan kegagalan panen. Memahami bagaimana kedua faktor ini memengaruhi tanaman akan membantu Anda menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan yang maksimal.

Suhu, baik suhu udara maupun suhu larutan nutrisi, memiliki dampak langsung pada proses metabolisme tanaman. Optimalkan pertumbuhan berarti menjaga suhu udara pada rentang yang ideal untuk jenis tanaman yang dibudidayakan, umumnya antara 20°C hingga 28°C. Suhu yang terlalu tinggi dapat mempercepat transpirasi (penguapan air dari daun), menyebabkan tanaman layu dan stres. Sebaliknya, suhu yang terlalu rendah bisa memperlambat pertumbuhan dan penyerapan nutrisi. Untuk suhu larutan nutrisi, rentang optimal biasanya 18°C hingga 24°C. Suhu larutan yang lebih tinggi dari 24°C dapat mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air, menciptakan kondisi anoksia yang merugikan akar dan memicu pertumbuhan patogen. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Jurnal Hortikultura Indonesia pada Februari 2025 menunjukkan bahwa suhu larutan di atas 26°C meningkatkan risiko busuk akar pada selada hidroponik hingga 40%.

Selain suhu, kelembapan udara juga merupakan faktor penting untuk optimalkan pertumbuhan. Kelembapan relatif (RH) ideal untuk sebagian besar tanaman hidroponik berkisar antara 50% hingga 70%. Kelembapan yang terlalu rendah dapat meningkatkan transpirasi berlebihan, membuat tanaman cepat dehidrasi. Sementara itu, kelembapan yang terlalu tinggi (di atas 80%) dapat menjadi sarang bagi pertumbuhan jamur, bakteri, dan penyakit lain pada daun dan bunga, terutama di lingkungan indoor dengan sirkulasi udara terbatas. Penggunaan termometer higrometer digital adalah alat dasar yang wajib dimiliki untuk memantau kedua parameter ini secara akurat.

Untuk mengelola suhu dan kelembapan, Anda bisa menggunakan beberapa strategi. Di lingkungan indoor, kipas angin sirkulasi membantu mendistribusikan udara dan mengurangi titik kelembapan tinggi. Sistem ventilasi atau exhaust fan dapat membantu mengeluarkan udara panas dan lembap. Penggunaan pendingin ruangan atau heater mungkin diperlukan untuk menjaga suhu stabil di area yang terkontrol. Untuk suhu larutan, Anda bisa menggunakan water chiller atau pemanas akuarium jika diperlukan, tergantung kebutuhan. Pada sistem outdoor, penempatan sistem di area yang memiliki sirkulasi udara alami dan tidak terpapar sinar matahari langsung secara berlebihan dapat membantu. Mengamati respons tanaman terhadap perubahan suhu dan kelembapan secara berkala adalah kunci untuk penyesuaian yang efektif dan berkelanjutan.