Sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan, kini dihadapkan pada ancaman serius: kelangkaan penggarap lahan. Fenomena ini menyebabkan puluhan hektare sawah di Kabupaten Semarang terbengkalai, tidak lagi produktif menghasilkan bahan pangan. Kondisi ini mencerminkan tantangan besar dalam regenerasi petani dan keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia.
Banyak lahan pertanian di Kabupaten Semarang, khususnya di wilayah Bergas Kidul, kini dibiarkan tidak tergarap karena minimnya minat generasi muda untuk menjadi petani. Sekitar 14 hektare lahan pertanian di daerah tersebut terpaksa terbengkalai. Para penggarap lahan berusia lanjut semakin tidak mampu mengelola lahan secara optimal, sementara kaum muda lebih memilih pekerjaan di sektor lain yang dianggap lebih menjanjikan dan tidak terlalu menguras tenaga. Kecenderungan ini menciptakan kekosongan tenaga kerja di sektor pertanian yang membutuhkan perhatian serius.
Untuk mengatasi permasalahan kelangkaan penggarap lahan ini dan menarik minat generasi muda kembali ke sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten Semarang telah mengambil langkah proaktif. Salah satu upayanya adalah dengan mendorong penggunaan teknologi pertanian modern. Modernisasi pertanian diharapkan dapat mengurangi beban kerja fisik, meningkatkan efisiensi, dan membuat profesi petani terlihat lebih menarik bagi generasi muda. Penggunaan mesin-mesin pertanian canggih dapat memangkas waktu pengerjaan dan meningkatkan produktivitas, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan petani.
Pemerintah Kabupaten Semarang juga telah mengalokasikan dana untuk pengadaan paket alat mesin pertanian (alsintan) terpadu bagi beberapa kecamatan. Selain itu, sebagai bentuk dukungan langsung kepada para penggarap lahan, pemerintah telah menyalurkan bantuan berupa 31 unit traktor kepada kelompok-kelompok tani. Bantuan ini diharapkan dapat membantu peningkatan produksi padi dan mendorong petani untuk kembali menggarap lahan mereka. Inisiatif ini adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk memastikan bahwa lahan pertanian tetap produktif dan ketahanan pangan daerah terjaga, meskipun menghadapi tantangan kelangkaan penggarap.
