Kabar buruk menghantam para petani cengkih di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Menjelang musim panen raya yang diharapkan membawa angin segar, harga cengkih turun drastis di tingkat petani. Kondisi ini menimbulkan keresahan dan kekecewaan mendalam di kalangan petani yang menggantungkan hidupnya pada komoditas perkebunan ini. Menurut data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pangandaran per Minggu, 4 Mei 2025, harga cengkih turun hingga menyentuh angka Rp 60.000 per kilogram untuk kualitas kering, padahal sebelumnya sempat berada di kisaran Rp 100.000 hingga Rp 120.000 per kilogram pada beberapa bulan terakhir.
Ketua Asosiasi Petani Cengkih Pangandaran, Bapak Sutarno, mengungkapkan keprihatinannya atas anjloknya harga cengkih turun ini. “Penurunan harga ini sangat signifikan dan terjadi secara tiba-tiba. Padahal, biaya perawatan tanaman cengkih selama ini tidaklah sedikit. Kami para petani tentu sangat terpukul dengan kondisi ini,” ujarnya saat ditemui di Desa Cijulang, Pangandaran, pada Sabtu siang, 3 Mei 2025. Beliau menambahkan bahwa banyak petani yang sudah bersiap untuk panen, namun dengan harga yang serendah ini, keuntungan yang diharapkan menjadi sangat tipis, bahkan berpotensi merugi.
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab harga cengkih turun di Pangandaran. Salah satunya adalah adanya informasi mengenai panen raya cengkih di beberapa sentra produksi lain di Indonesia, yang menyebabkan pasokan di pasar menjadi melimpah. Selain itu, fluktuasi permintaan dari industri rokok kretek, yang merupakan konsumen utama cengkih, juga turut memengaruhi harga. Beberapa petani juga mengeluhkan adanya praktik tengkulak yang memainkan harga di tingkat bawah, memanfaatkan situasi sulit yang dialami petani.
Pemerintah Kabupaten Pangandaran melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyatakan telah menerima laporan terkait anjloknya harga cengkih turun ini dan berjanji akan segera melakukan kajian serta mencari solusi terbaik untuk membantu para petani. Beberapa langkah yang mungkin dipertimbangkan antara lain adalah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mencari stabilisasi harga, memfasilitasi petani untuk menjual hasil panennya secara langsung ke industri atau pasar yang lebih menguntungkan, serta memberikan pendampingan terkait pasca panen dan pemasaran. Para petani cengkih di Pangandaran berharap agar pemerintah dapat segera bertindak agar mereka tidak terus merugi dan dapat kembali bersemangat dalam bertani.