Serikat Petani Indonesia Jombang: Membangun kekuatan petani melalui advokasi, pelatihan, dan pengembangan pertanian berkelanjutan. Bergabunglah untuk mendukung kesejahteraan petani lokal di Jombang!
Pilu! Harga Tomat Anjlok Lagi, Petani Merugi Lebih Dari 40%
Pilu! Harga Tomat Anjlok Lagi, Petani Merugi Lebih Dari 40%

Pilu! Harga Tomat Anjlok Lagi, Petani Merugi Lebih Dari 40%

Kabar buruk kembali menghantam para petani tomat di berbagai sentra pertanian. Setelah sempat mengalami fluktuasi, harga jual tomat di tingkat petani kini dilaporkan kembali anjlok, menyebabkan kerugian yang signifikan hingga mencapai lebih dari 40% dari biaya produksi. Kondisi ini tentu memukul keras perekonomian para petani dan menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutan usaha pertanian tomat. Para petani tomat merugi dan berharap adanya intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan harga komoditas ini.

Menurut pantauan di beberapa pasar induk dan laporan dari lapangan pada Senin, 14 April 2025, harga jual tomat di tingkat petani kini berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 3.000 per kilogram. Padahal, biaya produksi per kilogram tomat diperkirakan mencapai Rp 5.000 hingga Rp 6.000, termasuk biaya bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Dengan harga jual yang jauh di bawah biaya produksi, para petani merugi hingga lebih dari 40% untuk setiap kilogram tomat yang mereka jual.

Salah satu faktor utama penyebab anjloknya harga tomat kali ini diduga adalah panen raya yang terjadi secara serentak di beberapa wilayah penghasil tomat. Pasokan yang melimpah di pasaran tidak diimbangi dengan permintaan yang sepadan, sehingga menyebabkan harga jatuh. Selain itu, masalah logistik dan rantai distribusi yang panjang juga turut memperparah kondisi ini, di mana harga di tingkat konsumen bisa jauh lebih tinggi namun petani tetap menerima harga yang rendah.

Para petani merugi dan mengungkapkan keputusasaan mereka atas kondisi ini. Bapak Sutarno (55 tahun), seorang petani tomat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, mengaku sangat terpukul dengan penurunan harga ini. “Kami sudah mengeluarkan banyak modal untuk menanam tomat, tapi sekarang harganya sangat murah. Kami benar-benar merugi,” ujarnya dengan nada kecewa. Banyak petani lainnya yang juga mengeluhkan hal serupa dan berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk membantu mereka.

Informasi Penting Terkait Kerugian Petani Tomat:

  • Waktu Pelaporan: Senin, 14 April 2025.
  • Wilayah Terdampak: Berbagai sentra pertanian tomat (contoh: Boyolali, Jawa Tengah).
  • Penurunan Harga: Harga jual petani Rp 2.000 – Rp 3.000 per kg.
  • Biaya Produksi: Diperkirakan Rp 5.000 – Rp 6.000 per kg.
  • Kerugian Petani: Lebih dari 40% dari biaya produksi.
  • Penyebab Utama: Panen raya serentak, pasokan melimpah, masalah logistik dan distribusi.
  • Keluhan Petani: Keputusasaan dan harapan akan intervensi pemerintah.
  • Harapan: Stabilisasi harga dan bantuan untuk petani.

Kondisi petani merugi akibat anjloknya harga tomat ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait. Langkah-langkah stabilisasi harga, perbaikan rantai distribusi, dan pemberdayaan petani diharapkan dapat segera diimplementasikan untuk melindungi mata pencaharian para petani dan menjaga ketahanan pangan nasional.