Petani yang menggarap lahan kering menghadapi tantangan yang jauh lebih berat dibandingkan lahan sawah irigasi. Ketergantungan pada air hujan dan kondisi tanah yang kurang subur adalah masalah klasik. Namun, kini, perubahan iklim ekstrem telah memperbesar Risiko Gagal Panen mereka. Petani harus berjuang keras dengan modal yang minim.
Ancaman Kekeringan dan Perubahan Iklim
Variabilitas curah hujan menjadi momok utama. Musim kemarau yang semakin panjang dan tidak menentu sering menghancurkan seluruh hasil panen. Kekeringan ekstrem membuat tanah menjadi retak dan keras. Tanaman pun tidak mampu bertahan. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi keluarga petani.
Fenomena El Niño dan La Niña memperburuk situasi. Kekeringan parah berganti dengan hujan lebat yang menyebabkan banjir bandang. Kedua kondisi ekstrem ini sama-sama meningkatkan Risiko Gagal Panen. Petani sulit membuat perencanaan tanam yang akurat dan tepat waktu.
Kondisi tanah di lahan kering umumnya memiliki kandungan bahan organik yang rendah. Air dan nutrisi mudah hilang. Minimnya infrastruktur irigasi membuat petani tidak punya pilihan. Mereka hanya bisa pasrah. Mereka bergantung sepenuhnya pada anugerah dari langit.
Strategi Mitigasi dan Adaptasi yang Dibutuhkan
Untuk mengurangi Risiko Gagal Panen, diperlukan strategi adaptasi yang cepat dan efektif. Petani didorong untuk menerapkan teknik konservasi air. Contohnya seperti pembuatan cekungan penampung air hujan dan penanaman tanaman penutup tanah.
Penggunaan varietas tanaman yang tahan kekeringan menjadi solusi vital. Pemerintah dan lembaga penelitian harus aktif. Mereka perlu menyediakan benih unggul yang cocok. Benih tersebut harus mampu beradaptasi dengan kondisi iklim yang semakin sulit diprediksi.
Selain itu, asuransi pertanian perlu diakses dengan mudah oleh petani lahan kering. Skema asuransi dapat memberikan jaring pengaman finansial. Hal ini penting untuk memulihkan modal. Terutama setelah mereka mengalami Risiko Gagal Panen akibat bencana alam.
Peran Teknologi dan Dukungan Pemerintah
Integrasi teknologi informasi juga penting. Data prakiraan cuaca yang akurat membantu petani mengambil keputusan penanaman. Pendampingan dari penyuluh pertanian harus diperkuat. Mereka perlu mengajarkan teknik pertanian modern yang efisien.
Pemerintah perlu memperkuat pembangunan infrastruktur air. Contohnya pembangunan embung desa dan sumur resapan. Ini adalah investasi jangka panjang. Investasi yang dapat meminimalkan dampak buruk dari musim kemarau panjang.
